Friday, September 25, 2009

10 Best Debut Albums

What I meant with 'debut album' is the very first recording album made by any of the musicians involved in it. That's why I didn't put The Good, The Bad & The Queen's self-titled album and Thom Yorke's The Eraser, cause everybody knows it's not their 'first' album. Well, you get the idea, right? :D

But still there are chances that I didn't get the information right, so I won't say that I'm 100% sure that these albums below are the artists' first album. I hope they are though. :D

Please bear in mind that this list is based on my personal taste and opinion. :)

10 Best Debut Albums :


10. Fleet Foxes - Fleet Foxes



















9. Songs In A Minor - Alicia Keys



















8. Fractured Life - Air Traffic



















7. Please Please Me - The Beatles



















6. Songs About Jane - Maroon 5



















5. Weezer (Blue Album) - Weezer



















4. Word Gets Around - Stereophonics



















3. Funeral - Arcade Fire



















2. Turn On The Bright Lights - Interpol




















1. Parachutes - Coldplay





















Honorable mentions :


Hopes and Fears - Keane
Whatever People Say I Am, That's What I'm Not - Arctic Monkeys
K - Kula Shaker
Whoa, Nelly! - Nelly Furtado
Pablo Honey - Radiohead
Inside In Inside Out - The Kooks
The Miseducation of Lauryn Hill - Lauryn Hill
Is This It - The Strokes
Fur and Gold - Bat For Lashes
The Back Room - Editors
Grace - Jeff Buckley
Hot Fuss - The Killers


There is no Leisure (Blur's debut album) on the list. Yes, I'm aware of that. :D It's just that I think Leisure is a good album, but NOT that good to be on "the best" list. And the same goes for Muse's Showbiz, and Travis' Good Feeling.

Below are some great debut albums (or so I heard and read) that I haven't listened to yet and would love to listen to. I especially very interested in The Stone Roses and The Velvet Underground.


Debut albums that I'd love to have a listen :

The Stone Roses - The Stone Roses
Asleep In The Back - Elbow
The Velvet Underground & Nico - The Velvet Underground
Mellow Gold - Beck
Fever To Tell - Yeah Yeah Yeahs
Murmur - REM

That's my 10 Best Debut Albums.
Do you agree or disagree?
Do you have your own list?
Do you have a recommendation on any other debut albums?
I'd really like to know. So please don't hesitate to tell me and everyone what's in your mind. :)

Monday, November 17, 2008

Ikan Lele Berkedip (!)

Kemarin pagi sepanjang jalan menuju ke kantor, gue dengerin Breakfast @ 101 di Radio JakFM. Topiknya pagi itu adalah kenangan saat di-OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) waktu kuliah dulu. Banyak pendengar yang mengirim sms dan semuanya lucu-lucu. Gue ngga bisa berhenti ngakak sepanjang perjalanan. :D

Ada yang cerita dulu dia disuruh bawa sayap kanan ayam goreng yang masih ada bulu keteknya. Hahahahaha... Si pengirim sms bilang mana bisa kita bedain mana sayap kanan mana sayap kiri ayam. Gue jadi ikutan mikir dan rasanya sih bisa dibedain tuh. Posisi pangkal sayap kanan ama sayap kiri harusnya beda bukan? Lho? Kok malah dibahas... Hehehehehe.... Tapi beneran, ntar kapan-kapan mau gue buktiin bisa apa ngga. :D ;)

Ada yang dulu disuruh nulis namanya pake (maaf) pantat. Dan berhubung namanya panjang, alhasil dia jadi pegel-pegel gitu setelah selesai. Hihihi...

Ada juga seseorang bernama Yayi (yang bikin gue curiga apakah ini Yayi yang gue kenal? hmm... *ngelus-ngelus dagu*) yang bilang kalau dulu dia dan sekitar 1000an mahasiswa baru lainnya disuruh membawa apel berbentuk kotak. Akhirnya semua rame-rame bawa apel yang diiris berbentuk kotak. Padahal yang dimaksud para senior sebenarnya adalah.......eng ing eng.... Buavita rasa apel. Huhahahahahaha... Dari sekitar 1000 orang cuma 1 orang yang otaknya "jalan". *grins*

Nah, gara-gara dengerin ini gue jadi keinget lagi ama masa-masa Ospek gue dulu. Lumayan aneh-aneh juga yang disuruh bawa waktu itu. :D

Waktu itu gue disuruh bawa makan siang pake besek. Isinya :

- nasi putih berbentuk segi lima sesuai lambang kampus (ini mah masih gampang...)

- tahu-tempe yang dibentuk jadi kaya kartu domino (ini juga masih lumayan gampang)

- wafer merek GOGON (tinggal gunting tempel aja dari merek TANGO :D)

- telur ayam rebus yang kuningnya di luar putihnya di dalam (dengan sedikit akal-akalan ini juga masih bisalah...)

-
peyek ikan teri berdiri (nah, mulai ngga bener nih. hehehe... akhirnya nyokap gue waktu itu bikin peyek sendiri dan adonan peyeknya sengaja dibikin agak tebal biar ikan terinya bisa ditancap tegak. pas baru digoreng sih, iya ikan terinya berdiri tegak gitu. tapi pas nyampe kampus dan buka bekal, tuh ikan teri semua udah pada bertumbangan. hahahahaha... ada senior yang nanya "mana ikan teri berdirinya?" gue jawab aja "tadi sih berdiri, kak, tapi gara-gara kelamaan jadi pada tidur deh." untung gue ngga dihukum. :D)

- dan.....
ikan lele goreng yang matanya berkedip. (coba yah...emangnya sejak kapan ikan punya kelopak mata? well, sebenarnya sih gue ngga terlalu yakin soal ikan ngga punya kelopak mata ini, tapi kayanya bener deh. jadi kalau ngga punya kelopak mata, gimana bisa berkedip? ada-ada aja... hahahaha... untuk mengantisipasi perintah yang satu ini, mata ikan lelenya gue biarin tetep utuh dan pas udah digoreng baru gue jolok-jolok pake tusuk gigi supaya keliatan kaya berkedip. gue udah lupa deh gimana hasilnya. hahahaha...)

Untuk ditempel di nametag, peserta Ospek yang cewek disuruh untuk foto a la penjual jamu tradisional di depan mall dan harus keliatan nama mall-nya. Waktu itu gue fotonya di depan Mal Depok. Ya iyalah...ngga mungkin kan gue fotonya di depan PIM misalnya? Hehehehe...

Sedangkan yang cowok, harus foto a la pengamen bencong yang lagi nyanyi di lampu merah saat lampunya kuning. Yang ini lumayan ribet soalnya baik sang model maupun sang fotografer harus selalu siap siaga kalau lampunya tiba-tiba berubah kuning. Hehehehe...

Karena gue masuk di tahun '99, jadi khusus yang cewek rambutnya harus dikuncir 9 dan setiap kunciran diikat dengan pita yang warnanya berbeda-beda dan lonceng kecil. Jadi kalau ada senior yang teriak "mana suaranya?", kita harus geleng-geleng kepala sampai kedengeran suara cring cring cring... :D

Wah...pokoknya banyak banget deh kenangan waktu Ospek dulu. Mulai dari senam pagi sambil makan kue cucur tapi kuenya ngga boleh dipegang (jadi dioper dari mulut ke mulut), pake jubah dari karung terigu segitiga biru, bikin surat cinta buat senior pake kertas warna pink (please deh... :P), sampe dijemur di lapangan dengan duduk gaya teknik yang beneran bikin pinggang dan tangan gue rasanya mau copot.

Gue bersyukur Ospek gue seru dan asik. Ngga ada tuh yang namanya aksi kekerasan fisik maupun psikis oleh senior. Jadi bener-bener fun dan bikin kita makin akrab satu sama lain.

Gue yakin pasti banyak di antara teman-teman yang juga punya kenangan Ospek yang ngga kalah seru dan mungkin malah jauh lebih seru dari pengalaman gue. Hehehehe....


Kota-Kotaku

Ikutan Anne yang terinspirasi ama Ceu Dewi, gue juga pingin cerita-cerita dikit soal pengalaman pindah-pindah kota. Ngga banyak sih, cuma 3 kota aja kok. Hehehehe...

Ambon (1980 - 1982)













Gue lahir di
Ambon dan tinggal disana sampai umur 2 tahun. Memang ngga banyak kenangan yang bisa gue ingat karena waktu itu gue masih terlalu kecil, tapi efeknya terasa sampai sekarang. :D

  • Setiap kali ada orang yang tahu kalau gue lahir di Ambon, kesimpulan pertama yang mereka ambil adalah "elo orang Ambon dong?" dan gue sampai detik ini ngga mengerti kenapa musti kesimpulan itu yang diambil. Emang ngga bisa ya orang non-Ambon lahir di Ambon? Gue jelaskanlah bahwa gue bukan orang Ambon, cuma numpang lahir aja di Ambon.

  • Setelah tahu kalau gue ternyata bukan orang Ambon, pertanyaan kedua yang muncul adalah "kok elo bisa lahir di Ambon sih? ngapain loe disana?" Nah...pertanyaan-pertanyaan kaya gini nih yang kadang bikin gue pingin garuk-garuk kepala walaupun ngga gatal. Yah...berhubung orang tua gue adalah pegawai BUMN yang siap ditempatkan dimana saja di seluruh Indonesia, ya wajar kan kalau gue bisa lahir di Ambon.

Anyway, itulah efek-efek yang tetap terasa sampai sekarang dari kota kelahiran gue itu. Hihihi... Sejak pindah tahun 1982, gue belum pernah lagi kesana. Kadang suka kangen juga. :D


Jayapura (1982 - 1987)













Umur 2 tahun gue pindah ke Jayapura, masih di bagian timur Indonesia, dan tinggal disana sampai gue kelas 1 SD caturwulan 2. (masih inget! :D) Gue punya masa kecil yang bahagia di Jayapura. :) Banyak hal-hal yang bisa gue lakukan di Jayapura yang tidak bisa dilakukan anak-anak yang besar di Jakarta. Bahkan gue merasa gue terlalu cepat pindah dari Jayapura. I loved it there!

  • Rumah gue letaknya di dekat pantai dan dari jendela ruang tamu kelihatan hamparan laut yang luas. Dulu gue ama nyokap dan adik gue suka bangun subuh-subuh untuk melihat matahari terbit dari jendela. Indaaaah banget! Di Jakarta apalagi dari rumah gue sekarang ngga akan mungkin bisa melihat matahari terbit.

  • TK gue dulu dekat rumah dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Ibu guru TK gue waktu itu suka mengajak satu kelas jalan-jalan bergandengan tangan dua-dua ke pantai lalu main-main disana.

  • Gue tinggal di kompleks perumahan khusus untuk pegawai PLN dan di sekeliling kompleks gue tinggal penduduk asli Irian yang item-item dan keriting itu. Hihihi... Tapi mereka baik dan ramah banget lho. Ada satu anak penduduk asli yang jadi teman baik gue dan adik-adik gue, namanya Becken (singkatan dari Beckenbauer, pemain sepakbola terkenal dari Jerman yang jadi idola bapaknya :P :D). Gimana kabarnya sekarang ya?

  • Rumah gue (dan semua rumah di kompleks) ngga ada pagarnya jadi halaman buat anak-anak bermain itu luas banget. Ada banyak pohon yang tumbuh disana. Pohon yang paling gue inget adalah pohon kayu putih yang kulit kayunya suka gue ambil dan gue remas-remas (baunya wangi seperti minyak kayu putih), pohon jambu mete yang dahannya rendah jadi gue dan adik-adik gue suka manjat pohon ini sampai ke puncaknya (sekali waktu gue malah sampai naik ke atas atap rumah yang bikin nyokap teriak-teriak panik nyuruh gue turun, hahaha...), dan pohon pete cina yang kalau lagi berbuah gue suka banget metikin dan makan buahnya. Sedaap.. :P

  • Kalau pohon jambu mete-nya lagi berbuah, bijinya gue lepas dari buahnya terus gue 'masak' dengan cara dibakar di di batu-batu dengan daun kering. Kalau kulitnya udah hitam gosong, itu artinya udah matang. Kulitnya tinggal dibuang dengan cara dipukul-pukul pakai batu sampai pecah dan... nyam nyam!

  • Pertama kali ngeliat bangunan bertingkat disini. Waktu itu ada supermarket bertingkat dua yang baru buka di tengah kota, dan gue dengan noraknya senang banget bolak-balik naik turun tangga.

  • Pernah liburan ke Wamena yang dingin banget dan penduduknya sebagian besar masih berpakaian tradisional (pakai koteka bagi para pria dan bertelanjang dada bagi para wanita). Diajak masuk ke gua-gua, naik turun bukit dengan jalan kaki, ngeliat mumi ala orang Irian (tapi waktu itu gue ngga takut lho..), makan makanan yang dimasak di tungku batu di sebuah acara adat Irian (mereka ramah banget mau menerima kita yang orang luar dan aroma makanannya bener-bener bikin selera!), dan mandi di mata air gunung yang masih bersih dan dingin banget tentunya.

  • Pernah melihat tanah Papua Nugini dari atas bukit. Gue lupa nama bukitnya, tapi ada tuh namanya.

  • Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggunakan kata "saya-kamu".

  • Kota Ambon dan Jayapura adalah kota pelabuhan, jadi disana ikan itu murah dan lagi segar karena langsung dari laut. Sedangkan ayam dan daging mahal harganya. Itulah sebabnya sampai sekarang gue sekeluarga makan ikan setiap hari. Iya, setiap hari.

Jakarta (1987 - sekarang)












  • Waktu pindah ke Jakarta orang tua gue belum punya rumah disini, jadilah gue tinggal di hotel selama 2 bulan. Waktu itu gue tinggal di Hotel Interhouse (sekarang Hotel Melawai dan kalau lewat Jalan Melawai Raya hotel ini masih ada).

  • Orang tua gue kemudian menyewa rumah di Radio Dalam dan gue bertetangga dengan keluarga Betawi asli lengkap dengan logatnya yang medok.

  • Gue yang terbiasa berbahasa Indonesia yang baik dan benar ketemu dengan orang Betawi asli jadi sering ngga nyambung. Gue bahkan ngga ngerti artinya "aku". Akhirnya gue datang ke nyokap dan nanya "ma, aku itu artinya apa?". Nyokap gue jawab, "aku itu artinya sama dengan saya." Oh, artinya itu toh. Waktu tetangga gue itu mengajak sesuatu "bareng-bareng", gue bingung. Ini kata apa lagi? Setelah nanya barulah gue tahu kalau "bareng-bareng" itu artinya "bersama-sama". :D

  • Pertama kali masuk sekolah di Jakarta, gue sempat gelagapan karena di Jakarta semuanya serba cepat. Belajar cepat, menulis cepat, berbicara cepat. Gue sempat ngga bisa mengikuti pelajaran dan ketinggalan. Tapi karena pada dasarnya gue anak yang cerdas (halah..) dalam waktu singkat gue berhasil mengejar ketinggalan dan akhirnya malah sering duluan. :P

  • Waktu ngeliat ijazah lulus SD gue baru tahu kalau ternyata nama gue yang benar adalah Juli dengan "J" dan bukan Yuli dengan "Y". Ya ampun!

  • Tahun 1993 gue pindah ke Ulujami (suatu daerah di Jakarta Selatan di tengah-tengah Cipulir, Petukangan, Tanah Kusir, dan Bintaro Jaya) yang merupakan daerah banjir. Dulu tiap tahun rumah gue pasti kebanjiran, sekarang cukup 5 tahun sekali. Tapi banjir yang 5 tahun sekali ini tingginya mencapai 2 m di dalam rumah.

  • SD - SMP di Blok M (gue sampai hapal seluk-beluk Blok M), SMU di Bukit Duri (akhirnya keluar juga dari Blok M! :D), dan kuliah di Depok (masih dihitung Jakarta kalau buat gue).

  • Lulus kuliah sempat kerja jadi barista di Starbucks Coffee selama 2 bulan, lalu pindah ke tempat kerja sekarang di sebuah bank swasta nasional di bilangan Sudirman. Jurusan ilmu waktu kuliah ama kerjaan sekarang sama sekali ngga ada sangkut-pautnya, tapi gue berusaha menikmati dan bersyukur aja bisa punya pekerjaan yang baik. (baca : gaji cukup dan bebas ber-internet-ria)
Gue rasa perjalanan hidup gue di 3 kota ini cukup berwarna. Dan jujur aja gue suka tinggal di Jakarta dengan segala macet, banjir, dan polusinya. :D

Monday, July 28, 2008

Albums in 2008 I've heard so far (part 1)

As part of my preparation in making an "Album of The Year 2008" list by the end of this year (I know it's still a long way to the end of 2008, but there's nothing wrong by preparing yourself from now on, right? Right. :D), here are some of the albums released in 2008 that I've heard so far.

And I will write most in Indonesian from here, just to make it easier for me. :D

1. Konk - The Kooks

Gue suka banget ama album ini. Bukan jenis album yang akan jadi Album Terbaik jujur aja, tapi gue suka musik yang disajikan ama The Kooks disini. Ringan dan mudah dinikmati. Very enjoyable. You can read my complete review on Konk here.

Highlights
: Always Where I Need To Be, Mr. Maker, Tick of Time


2. For Emma, Forever Ago - Bon Iver

Album yang mendapat banyak pujian dari kritikus musik dan rating bagus dari para reviewer. Gue sendiri awalnya kurang bisa kena dengan album ini karena jenis musiknya yang folk akustik dan bertempo cenderung lambat. Tapi setelah beberapa kali didengerin dengan earphones, gue lebih bisa menikmati musiknya dan gue suka. Album ini buat gue paling enak didengerin dengan earphones (gue kurang bisa menikmati kalo denger pake speaker stereo set) dan sambil mengerjakan sesuatu dengan santai. Musiknya akan terasa mengalir dengan indah di telinga. Menenangkan. Beautiful songs. Great album. Highly recommended.

Highlights
: Flume, The Wolves (Act I and II), For Emma


3. Viva La Vida or Death and All His Friends - Coldplay

Album yang bagus dari Coldplay. Bukan album terbaik mereka, tapi bagus. Lebih baik dari X&Y, tapi tidak sebaik Parachutes dan A Rush of Blood To The Head. Terus terang gue agak terbagi dua buat album ini. Di satu sisi, gue suka dan salut dengan eksplorasi dan perkembangan musik mereka. Mereka banyak menambahkan instrumen dan sound musik baru ke dalam lagu-lagu mereka, seperti musik Arab di Yes dan orgel di Lost!. Juga pemilihan alat musik gesek sebagai instrumen utama di beberapa lagu. Very good improvements from the boys actually.

Tapi di sisi lain, gue merasa lagu-lagu di album ini terlalu 'penuh' dan 'berat' dengan berbagai macam bunyi-bunyian. Gue merasa kehilangan kesederhanaan dan kemurnian musik Coldplay yang bikin gue jatuh cinta di Parachutes dan AROBTTH. Seorang teman mengatakan band yang bagus adalah band yang musiknya selalu berevolusi mengikuti perkembangan jaman. Dia benar, hanya saja Viva La Vida tidak membuat gue 'jatuh cinta'. Mungkin gue cuma butuh waktu untuk bisa benar-benar menerima musik baru mereka. Mungkin suatu saat gue akan bisa menyukai Viva La Vida seperti gue menyukai Parachutes. All and all, this is a great album. Definitely will be on my Top 5. :D Really worth buying. I mean it.

Highlights
: Lost!, Lovers In Japan, Viva La Vida, Strawberry Swing


4. Third - Portishead

Selera orang memang berbeda-beda. Untuk album ini misalnya. Beberapa orang sangat suka dengan album ini, sementara gue yah...ngga gitu suka. Ini bukan album yang jelek gue rasa, tapi gue ngga terkesan aja. Portishead disebut-sebut mengusung jenis musik suicidal tunes. Mendengar musiknya dan liriknya yang buat gue terasa depressive, kayanya memang benar. Hehehe... Bukan jenis musik yang gue suka, tapi satu hal yang gue suka dari Portishead adalah gaya menyanyi vokalis Beth Gibbons yang keren.

Highlights
: Nylon Smile, The Rip


5. Brain Thrust Mastery - We Are Scientists

Brain Thrust Mastery adalah album kedua dari We Are Scientists, band indie-rock asal AS. Gue suka banget dengan album debut mereka, With Love & Squalor (2005). Album debut yang bagus. Album kedua ini menurut gue tidak sebaik album pertamanya. Masih dengan gaya musik yang sama, tetapi dikemas tidak semenarik debutnya. Beberapa lagu jadi terasa membosankan, walaupun tetap ada lagu-lagu yang asik.

Highlights
: After Hours, Impatience, Spoken For


6. The Seldom Seen Kid - Elbow

Best album in 2008 so far! This album has a big chance to be #1 on my list. Yang bikin gue terpesona dari album ini adalah setiap lagu memiliki aransemen musik dengan nuansa yang berbeda-beda, tetapi tetap terasa sebagai satu kesatuan. Mulai dari Mirrorball yang menghanyutkan, Grounds For Divorce yang nge-rock, An Audience With The Pope yang bluesy, The Fix yang terasa jazzy, sampe One Day Like This yang megah. Gue bener-bener menikmati setiap lagunya. Album yang wajib didengarkan. Great album from a magnificent band. Love it so much!

Highlights
: all songs, but here are some that really stand out. Grounds For Divorce, An Audience For The Pope, One Day Like This


7. Red Album - Weezer

Album ketiga Weezer yang self-titled setelah Blue Album dan Green Album. Album yang menarik. Tidak jelek, tapi juga ngga bagus-bagus amat. Jadi 'menarik' rasanya adalah kata yang tepat, hehehe.. Di album ini Weezer kembali ke gaya bermusik mereka di Blue Album dan Pinkerton. Satu hal yang baik karena tampaknya album-album terakhir mereka kurang diakui oleh para kritikus maupun para fans. Mereka kembali membawakan lagu-lagu rock manis yang mudah dinikmati. Perbedaan yang cukup signifikan dan (sekali lagi) menarik di album ini adalah setiap anggota band ikut menyanyi sebagai lead vocal di beberapa lagu, sehingga kita tidak akan hanya mendengar suara Rivers Cuomo tetapi juga suara anggota band lainnya. Interesting, don't you think? :D

Highlights
: Troublemaker, Pork and Beans, The Angel and The One


8. Accelerate - REM

Gue selalu suka REM dari dulu. Bukan fans berat sih dan ngga pernah dengerin albumnya secara lengkap juga (kecuali album yang ini), tapi gue suka lagu-lagu mereka. Album ini juga begitu. Secara keseluruhan, ini album yang enak buat didengerin.

Highlights
: Supernatural Superserious, Until The Day is Done, Mr. Richards

That's it for now. Still more albums to come! :)


Wednesday, July 23, 2008

Sabtu kemarin.....

...gue ama teman gue Wiwid ke Blok M mesen plakat dan beli perhiasan. Beginilah kalau teman dekat kita ada yang mau nikah. Teman satu geng-nya jadi pada ikutan sibuk, hehehe...

Waktu kuliah gue punya 7 teman-teman dekat cewek yang selalu bareng baik di kelas maupun di luar kelas. Bukan maksud bikin kelompok sendiri, malah sebenarnya kita adalah yang tersisa dari kelompok lain yang udah terbentuk duluan. Jadi kita berdelapan bersatu sebagai sesama orang tersisa, dan terbentuklah Ulet Bulu. Hehehe... Yep, nama 'geng' gue Ulet Bulu. Bukan geng nero ya, dan kita ngga jambak-jambakan ama geng lain. Hihihihi...

Akhirnya tgl 3 Agustus nanti salah satu dari kita akan menikah. Namanya Bonnie. Agak miris juga sedikit karena diantara kita berdelapan dialah yang termuda. :D

Kita bertujuh kemudian sepakat mau bikin plakat bergilir yang akan berpindah tangan setiap kali ada yang menikah. Gue sempet mikir, jangan-jangan nanti gue lagi orang terakhir yang dapat tu plakat. Hahahaha... Tapi dengan semangat optimisme dan persahabatan, gue seneng-seneng aja dengan dibuatnya plakat ini. Dan karena kita teman-teman dekatnya, rasanya lebih afdol kalau kita memberi kado dibanding amplop.

Itulah sedikit cerita latar belakang kenapa gue ama Wiwid mesen plakat dan beli perhiasan sabtu kemarin. Plakatnya nanti akan berbentuk daun dan di tepinya ada satu ekor ulet bulu yang nangkring. (Iya dong! Namanya juga geng Ulet Bulu. :P) Waktu dijelasin sih, Bapak pembuatnya ngangguk-ngangguk ngerti tapi ngga tau deh nanti jadinya gimana. Rencana sabtu besok mau gue ambil. Mudah-mudahan hasilnya bagus. :D

Sasaran berikut : beli kalung emas buat kado. Dengan harga emas yang lagi mahal banget dan sisa uang patungan kita yang ngga seberapa, akhirnya setelah dicari-cari bisa juga terbeli sebuah kalung dan bandul emas yang kecil dan sederhana. Apa boleh buat, a
bis dananya terbatas. Tapi lumayan kan pilihan kita? Menurut gue cantik kok kalungnya, hehehe...

Abis dari Blok M gue lanjut ke PIM. Rencananya sih mau nukerin uang buat modal kembalian TKS hari minggu di Offline 17 IHP. Tapi gue lupa kalau udah kesorean dan banknya pasti udah tutup. *sighs* Sempet mau sms Anne bilang kalau gue lupa nukerin uang, tapi kepikiran gimana kalau besok aja dicoba lagi.

Rencana pertama gagal. Rencana kedua gue mau ambil pesanan CD Coldplay - Viva La Vida gue yang akhirnya datang setelah gue pesan lebih dari sebulan yang lalu. Seperti biasa gue mesen di MusiKlub PIM 2 dan waktu gue nyamperin penjaganya, CD-nya udah tergeletak dengan manis di atas mejanya. Mas penjaga toko langsung ngomong, "Ini, mba, CD-nya." Gue kaget kok bisa-bisanya mas penjaga tau gue mau ngapain. "Eh, kok mas tau saya mau ambil CD Coldplay-nya?" "Iya, saya masih ingat muka mba waktu terakhir kesini." Pas disini gue dilema antara musti ngerasa senang karena dikenalin atau malu karena ketauan gue sering kesitu. Hihihihi.... Ya sudlah... :D

Setelah itu gue tadinya mau pulang aja karena perut udah lumayan keroncongan dan kaki udah pegel jalan dari pagi. Tapi keriuhan di bawah bikin gue penasaran ada apa gerangan. Rupanya BCA lagi promosi BCA Card edisi Batman dan Looney Tunes. Pake bikin drama buat anak-anak segala dengan tokoh utama Batman, Wonder Woman, Flash untuk pihak baik, sedangkan untuk pihak jahatnya ada Joker dan yang 2 lagi gue ngga tau siapa. Tokoh jahat yang rambut merah panjang itu gue kira Megaloman, tapi gue pikir sejak kapan Batman dan Wonder Woman bergaul ama Megaloman? Kalau gitu siapa dong? Ada yang tau ngga? Hehehe...


Seru juga dramanya. Ada adegan berantem-berantemnya segala. Sayang dialognya dalam bahasa inggris, gue jadi ngga ngerti gitu mereka ngomong apaan. :P Tapi buat anak-anak mah ngga penting ya dialog, ya penting berantem-berantemnya. Hehehe...

Awalnya gue kira Batman akan jadi tokoh paling populer. Gue salah. Ternyata anak-anak itu justru manggil-manggil si Wonder Woman sambil ngacungin tangan buat salaman. Pantesan aja si Wonder Woman keliatan yang paling banyak gaya gitu, paling banyak penggemarnya sih. (Apa karena kostumnya ya? :D) Tiap ada kesempatan dia selalu ke tepi panggung buat nyalamin anak-anak (dan orang dewasa juga). Udah berasa artis deh. Hahahaha...

Tapi yang paling berkesan buat gue itu The Flash. Kalau ada yang ngga tau mana The Flash, The Flash itu cowok kekar yang make kostum merah ketat. Nah....betul yang itu. Bukan, gue bukan terkesan ama kostumnya. :D Gue terkesan karena di antara tokoh-tokoh lain, dialah yang terus tersenyum dan suka gonti-ganti pose waktu sesi foto bersama dengan anak-anak. Dia juga yang selalu menyodorkan tangannya duluan untuk salaman dengan anak yang akan foto bersama. Suatu tanda kalau dia menikmati apa yang dia lakukan. Gimana ya, gue selalu senang ngeliat orang-orang yang terlihat menikmati pekerjaannya. :)

Coba aja perhatiin foto-foto berikut. Sori kalau sedikit kabur, hehehe... Di foto pertama The Flash bergaya tolak pinggang. Di foto kedua dia lipat tangan. Dan di foto ketiga dia bergaya a la petinju. Ngga kalah narsis tampaknya ama beberapa orang yang gue kenal. Huehehehehe...




Yah.....sedikit cerita gue dari hari sabtu kemarin. Oke, mungkin ngga sedikit ya. :D Tapi ngga apa-apa kan? Hehehehe....

kisah bapak penjual buku yang tulus dan baik hati

(Diangkat dari kisah nyata)

Alkisah, hiduplah seorang karyawati bank swasta yang berkantor di bilangan Bunderan Senayan di gedung yang di lantai dasarnya ada resto mahal Tony Roma's. Karyawati bank ini bekerja sebagai Market Risk Officer di bank swasta tersebut dan selanjutnya dalam kisah ini akan disebut sebagai "MR Officer".

Setiap pulang kantor, MR Officer pasti akan menjalani rute pulangnya yang biasa yaitu naik kendaraan umum Koantas Bima warna kuning nomor 102 jurusan Tanah Abang - Ciputat. Biasanya sih tidak ada kejadian istimewa dalam perjalanan pulang si MR Officer. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang.....ngga luar biasa sih, tapi ngga biasa aja. :)

Begini kisahnya.

Hari itu cuaca cerah dan MR Officer agak tergesa pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 6 sore lewat 15 menit, badan terasa cape setelah bekerja keras seharian, dan perutnya juga sudah minta segera diisi. Untunglah 102 yang dinanti cepat datangnya dan kosong pula sehingga MR Officer bisa duduk dengan tenang sambil beristirahat. Di tengah perjalanan naiklah seorang Bapak yang tidak begitu tinggi dan agak gemuk dengan rambut ikal yang menjajakan sebuah buku berjudul "Buku Pintar Berprestasi".

Begitu si Bapak mulai berbicara mempromosikan bukunya, MR Officer seketika merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Bapak ini. Si Bapak terlihat........bahagia. Sambil berbicara beliau tersenyum, senyumnya tulus dan di wajahnya ada kebahagiaan.

(Catatan dari penulis : kalo ada orang yang tersenyum ama elo, tentunya elo bisa ngebedain
mana senyum yang tulus dan mana senyum yang dibuat-buat kan? pasti elo bisalah ngerasain bedanya.)

Sangatlah jarang bagi MR Officer untuk bertemu dengan seseorang yang terlihat tulus dan bahagia menjalankan pekerjaannya, padahal si Bapak hanyalah berjualan sebuah buku tipis seharga 3000 perak saja. Tetapi dia bisa terlihat begitu bahagia dan tulus, dan semua itu jelas terpancar di wajahnya.


MR Officer sangat tersentuh dengan si Bapak dan ketulusannya, sehingga ia memutuskan untuk membeli satu buku tersebut. Apalagi setelah dilihat-lihat bukunya berisi berbagai informasi berguna, mulai dari "Rumus-Rumus Bangun Datar" (coba, masih pada inget ngga rumus luas trapesium?) sampai "Penemuan Paling Berjasa Bagi Peradaban Dunia" (ada yang tahu siapa pencipta si
anida?). Canggih ngga tuh? Canggih kan? Hehehehe...


Di dalam dompet MR Officer ternyata hanya ada 1 lembar uang berwarna biru tanpa ada uang kecil sama sekali, tetapi tetap dibelinya buku itu walaupun sudah merasa si Bapak tidak akan punya uang kembalian yang cukup. Dugaannya benar. Dengan kecewa dia tidak jadi membeli dan si Bapak pun berlalu.

Ternyata eh ternyata, tidak berapa lama si Bapak kembali ke tempat MR Officer duduk dan sambil tersenyum berseri-seri menyerahkan 1 buku jualannya ke MR Officer.

Katanya, "Ini, mba, ambil aja."

MR Officer kaget, ngga nyangka, bingung, kemudian berkata, "Aduh, ngga usah, Pak."

Si Bapak, "Ngga apa-apa, mba. Ambil aja. Ini saya kasi buat mba."

Masih bingung dan kaget, "Ngga usah, Pak. Lain kali aja."

Si Bapak, "Beneran, mba. Ngga apa-apa. Ambil aja bukunya."

MR Officer merasa ngga enak hati tapi ngga tega nolak juga, "Tapi nanti Bapak rugi dong. Ngga usah aja, Pak."

Si Bapak tetep kekeh, "Ngga apa-apa, mba. Kan tiap hari ini lewat sini. Besok-besok masih bisa ketemu lagi. Ambil aja, mba."

"Buset dah si Bapak! Yakin amat bakalan ketemu lagi besok-besok. Perasaan gue udah berapa tahun lewat sini tapi ngga pernah ketemu nih Bapak," batin MR Officer dalam hati.

Kemudian, "Aduh, Pak. Saya jadi ngga enak nih."

Si Bapak masih dengan wajah yang berseri-seri, "Ambil aja, mba. Ngga apa-apa kok."

MR Officer pun mengambil buku tersebut dari tangan si Bapak dengan perasaan terharu sambil berjanji dalam hati kalau suatu saat pasti akan membayar buku itu.


Rupanya MR Officer akan segera menepati janjinya hari itu juga. Begitu 102 nyampe di daerah Taman Puring, MR Officer pun turun dan dilihatnya ternyata si Bapak pun ikutan turun. MR Officer segera menghampiri si Bapak dan berkata, "Pak, tunggu sebentar ya. Saya mau cari tukeran dulu." Si Bapak menjawab, "Ngga usah, mba. Ngga apa-apa. Jadi ngerepotin."

MR Officer dengan tekad bulat langsung menyeberangi jalan dengan tidak mempedulikan protes si Bapak. Setelah mencoba di warung sate dan warung soto, akhirnya didapatnya juga tukeran uang di sebuah restoran padang. Lalu MR Officer kembali menyeberangi jalan dan mencari si Bapak. Dengan lega dilihatnya si Bapak masih berdiri di tempat yang sama sambil ngobrol dengan tukang parkir.

Kemudian dengan perasaan masih terharu, "Ini, Pak. Buat bukunya tadi."

Si Bapak tersenyum tulus, "Aduh, mba. Ngga usah. Saya ikhlas kok."

MR Officer sambil tersenyum tulus juga, "Diterima aja, Pak. Rejeki jangan ditolak."

Tukang parkir yang dari tadi ada di situ ikutan nimbrung, "Iya. Rejeki mah jangan ditolak."

Akhirnya si Bapak, tampak sama terharunya dengan MR Officer, menerima pembayaran bukunya dan berkata, "Terima kasih ya, mba. Terima kasih banyak."

"Sama-sama, Pak."

Demikian kisah bapak penjual buku yang tulus dan baik hati.

--------------------------

Buat gue pribadi, peristiwa di atas bener-bener menyentuh hati gue karena si Bapak serius tulus mau memberi bukunya dengan gratis. Bukan masalah gratisnya disini yang bikin gue terharu, tapi ketulusannya dan betapa dia kelihatan bahagia saat berjualan buku-buku itu. Padahal kalo dipikir-pikir dengan harga satu buku hanya 3000 rupiah, berapalah untung yang diperoleh si Bapak dari tiap buku. Ya kan? Tapi dia tetap menjualnya dengan riang gembira, dan bahkan menawarkan bukunya secara cuma-cuma kepada seorang asing di dalam bis.

Gue juga merasakan bagaimana efek sebuah senyum yang tulus dan raut wajah ceria mampu menggerakkan orang lain untuk berbuat baik (dalam hal ini membeli buku si Bapak), karena di bis itu ada beberapa orang lain yang juga turut membeli bukunya. Dan jujur aja, alasan utama gue membeli buku itu bukan karena isinya tapi karena sangat terkesan dengan senyum si Bapak.

Memang benar apa yang dikatakan orang bijak. Smile, and the whole world will smile back at you.


Wednesday, June 25, 2008

I'm a Blogger!

I actually have no idea what I'm doing here. I already have a blog, so I probably will just copy and paste my posts there onto here. :D

Oh, well.